
Silabus
Pra UTS
Pasca UTS
1. Pengantar GIS (Geographic Information System) atau SIG (Sistem Informasi Geografis) Prinsip dan dasar-dasar SIG. Jenis data spasial dan cara akuisisinya. Pengenalan tentang data raster dan representasi piksel. Contoh analisis raster dalam ranah lingkungan, sumber daya air, atau teknik sipil serta tutupan lahan. Integrasi data vektor dan raster. |
2. Pengolahan Data Geospasial dengan perangkat lunak SIG (QGIS) Pengantar perangkat lunak SIG. Jenis-jenis data untuk masukan perangkat lunak SIG. Analisis Spasial pada data vektor dan raster (overlay vector, buffering, dsb.) Analisis raster: interpolasi, dsb. Manipulasi data vektor: editing, pemotongan, dsb. Contoh analisis spasial dalam pemetaan kualitas udara, tata guna lahan, dll.) Praktik penggunaan QGIS. |
3. Analisis spasial menggunakan SIG untuk perencanaan Prinsip analisis spasial. Identifikasi pola dan tren. Penerapan analisis spasial dalam perencanaan dan manajemen Contoh Aplikasi SIG dalam Perencanaan Tata Guna Lahan Pemetaan tata guna lahan dengan SIG. Analisis pola perkotaan dan perdesaan dalam konteks Daerah Aliran Sungai (DAS. Perencanaan tata guna lahan DAS berkelanjutan. |
4. Aplikasi peta topografi/rupa bumi untuk analisis di bidang lingkungan, sumber daya air, dan teknik sipil Dasar-dasar membaca peta topografi Analisis keruangan menggunakan peta : analisis numeris (menghitung jarak, luas, volume) Penggunaan peta topografi dalam analisis hidrologi. Identifikasi Daerah Tangkapan Air atau Daerah Aliran Sungai (DAS). Pengantar analisis SIG untuk hidrologi |
5. Penginderaan jauh (remote sensing) dan citra satelit atau fotogrametri Pengertian Penginderaan jauh atau Remote Sensing (RS) Dasar-dasar pemetaan Fotogrametri Skala foto, jenis foto udara, citra, wahana dan sensor Dasar-dasar interpretasi foto udara Pengenalan analisis citra: klasifikasi, deteksi perubahan. Contoh aplikasi dalam pemetaan vegetasi, perkotaan, alam, dan bidang teknik sipil |
6. Penerapan SIG dalam pemetaan tematik di bidang sumber lingkungan, sumber daya air, dan teknik sipil Penerapan SIG dalam pemantauan lingkungan, pemetaan perkotaan, tataguna lahan, dsb. Identifikasi daerah rawan polusi dan bencana. Peran SIG dalam mitigasi bencana. Praktek analisis polusi udara dan air menggunakan data geospasial. |
7. Mini proyek penerapan SIG dalam bidang lingkungan, sumber daya air, dan teknik sipil (integrasi data SIG dan Penginderaan Jauh) Penggabungan data penginderaan jauh dengan data SIG (vector, raster, fotogrametri). Membuat peta tematik. Proyek penerapan dalam bidang lingkungan, sumber daya air, dan teknik sipil. Presentasi. |
Topik mini project
Teknik Sumber Daya Air
1. Klasifikasi Genangan Banjir Menggunakan GIS
- Studi kasus: Area yang pernah mengalami banjir besar (pilih periode saat banjir).
- Input: citra satelit (Landsat/Sentinel) dan data record banjir untuk validasi (misal INARISK, BNPB, dsb.). DEM juga bisa digunakan untuk memverifikasi daerah mana yang memiliki elevasi rendah (rentan tergenang banjir)
- Metode utama: Classification (supervised atau unsupervised)
- Output: peta delineasi genangan banjir.
2. Pemodelan/ Delineasi Daerah Aliran Sungai
- Studi kasus: salah satu DAS atau sub DAS di Indonesia.
- Input: DEM
- Metode utama: Catchment delineation
- Output: Clipping/ cropping data-data penting: elevasi dsb. kedalam layer DAS
3. Optimalisasi/ pemilihan Lokasi Bendung/Embung
- Studi kasus: potensi lokasi untuk bendung kecil/embung
- Input: DEM/topografi (kontur), jaringan sungai, dan lokasi kebutuhan irigasi.
- Metode utama: Contour mapping, membuat vektor (garis, polygon), simulasi tampungan berbasis GIS
- Output: Peta tata letak rencana bendung/embung, estimasi volume tampungan
4. Deteksi Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Ketersediaan Air Permukaan
- Studi kasus: Salah satu DAS/sub DAS atau suatu kawasan.
- Input: citra satelit (Landsat/Sentinel).
- Metode utama: Classification (supervised atau unsupervised)
- Output: Prosentase masing-masing tutupan lahan (urban, forest, cropland, etc.) dari tahun ke tahun (minimal 3 tahun berbeda)
- [Advance] Analisis hubungan antara perubahan hutan/urbanisasi dan debit air sungai.
5. Pemetaan Erosi yang Mengancam Infrastruktur Sumber Daya Air (contoh metode RUSLE)
- Studi kasus: Salah satu DAS atau sub DAS
- Input: multilayers; Kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, dsb.
- Metode utama: Raster calculator
- Output: Potensi laju erosi, untuk pertimbangan perlindungan bendungan, saluran irigasi, atau intake air baku.
6. Pengembangan Jaringan Irigasi
- Studi kasus: Kawasan pertanian yang belum mendapatkan pengairan
- Input: DEM, cakupan lahan pertanian yang akan diairi
- Metode utama: Contour mapping dari DEM, membuat vektor garis/poligon
- Output: Peta Tata letak rencana jaringan irigasi